Hal pertama yang kami lakukan setelah mendapatkan tiket adalah mulai hunting transportasi dan juga akomodasi. Mengingat kami akan membawa baby berusia 8 bulan, gw dan istri memutuskan untuk hunting rumah atau apartemen via Airbnb. Pertimbangannya adalah supaya lebih mudah menyiapkan keperluan makan si baby karena di apartemen atau rumah pasti ada kompor 😀
Di Tokyo kami memutuskan untuk menyewa apartemen di kawasan Shinjuku, sementara di Kyoto kami memilih rumah tradisional Jepang yang letaknya di atas bukit. Sementara di Osaka kami putuskan untuk menginap di Consort Hotel karena lokasinya yang strategis persis di seberang station dan harganya cukup murah.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah itinerary karena akan berkaitan dengan transportasi yang akan digunakan. Kurang lebih itinerary kami selama di Jepang (detail akan kami ceritakan per hari):
1. 1 Mar’14: Jakarta – KL – Tokyo
2. 2 – 5 Mar’14: Tokyo
3. 6 – 7 Mar’14: Kyoto
4. 7 – 10 Mar’14: Osaka
Setelah membuat itinerary gw mulai melakukan riset mengenai transportasi apa yang akan kami gunakan selama di Jepang. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan transportasinya yang canggih dan tepat waktu. Ada beberapa moda transportasi di Jepang seperti Bus, Monorail, Subway, dan juga High Speed Train (Shinkansen). Karena gw dan istri males ribet untuk urusan transportasi akhirnya kami putuskan untuk menggunakan SUICA card di Tokyo (Seperti Ezylink di Spore dan Octopus di HK) dan ICOCA Card di Osaka. Kartu tersebut bisa digunakan untuk semua moda transportasi dan bisa diisi ulang. Sebenarnya ada kartu yang namanya JR Pass yang bisa digunakan di semua train jaringan JR termasuk Shinkansen. JR Pass hanya bisa dibeli di luar Jepang dan hanya dikhususkan untuk turis. Untuk anda yang mempunyai rencana perjalanan ke banyak kota disarankan membeli JR Pass ini. Kami memutuskan tidak membeli JR Pass ini karena harganya cukup mahal sekitar Rp 3jt/orang dan bisa digunakan selama seminggu. Secara gw harus nanggung 4 orang untuk trip ini :p
Untuk transportasi dari Tokyo ke Kyoto kami menggunakan bus malam dengan pertimbangan akan bermalam di bus dan menghemat biaya hotel semalam. Waktu tempuh menggunakan bus kurang lebih 9 jam. Sebenarnya ada alternatif lain menuju Kyoto yaitu menggunakan Shinkansen yang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 1/2 jam. Tapi mahalnya tiket sebesar Rp 1,5jt/orang akhirnya mengurungkan niat gw untuk menggunakan Shinkansen. Buat yang mau beli bus malam antar kota bisa beli disini Willer Express.
Klo udah sampe Jepang rasanya kurang afdol klo ga nyoba naik Shinkansen, untuk perjalanan dari Kyoto ke Osaka kami memutuskan menggunakan Shinkansen karena harganya yang tidak terlalu mahal sekitar Rp 150rb/orang dengan waktu tempuh hanya 13 menit 😀
Setelah selesai urusan akomodasi dan transportasi, 1 hal yang tidak boleh dilupakan adalah visa. Dulu waktu kami pergi kesana Jepang masih belum bebas visa. Untuk memudahkan, kami menyerahkan urusan pembuatan visa lewat Travel Agent dengan biaya Rp 410rb per orang. Proses pembuatan visa membutuhkan waktu seminggu.
Dokumen yang dibutuhkan untuk pembuatan visa Jepang adalah:
1. Akte Kelahiran
2. Kartu Keluarga
3. KTP
4. Surat Nikah
5. Surat Keterangan Kerja dari kantor
6. Tiket PP ke Jepang dan reservasi Hotel
7. Rekening bank 3 bulan terakhir
Khusus untuk poin terakhir banyak yang bilang harus ada rekening min 50jt per orang untuk mendapatkan visa ke Jepang tapi kenyataannya tidak membutuhkan dana sebanyak itu. Cara menghitungnya adalah biaya rata-rata untuk hidup di Jepang adalah Rp 1jt/hari dikalikan berapa lama kita di Jepang.
Kebutuhan lainnya adalah koneksi internet, ga mungkin dong udah jauh2 liburan ke Jepang tapi ga bisa update social media 😀 . Jepang agak berbeda dengan negara lain di Asia, agak sulit untuk bisa membeli SIM Card dengan paket data internet disana, so pilihannya adalah menyewa handphone, SIM Card ataupun portable wifi. Biasanya sebelum berangkat ke Jepang kita bisa melakukan pemesanan dulu dan kemudian barang bisa dikirimkan ke hotel ataupun post office yang ada di airport. Khusus untuk kami kebetulan host dari apartemen yang kami sewa berbaik hati mau meminjamkan portable wifi yang bisa digunakan untuk 8 device.
(AA)
artikel tentang persiapan ke jepang nya sangat mendalam sekali, bagus
LikeLiked by 1 person
Terima kasih sudah mampir ke blog saya 🙂
LikeLike
Haii mas
Numpang nanya kalo di sekitaran hotel consort mudah apa susah ya cari sarapan?
LikeLike
Hi Mba terima kasih sudah mampir ke blog saya.
Klo untuk cari sarapan sederhana sih ga gt susah mba karena di sebelah hotel ada lawson dan di seberang hotel ada Sevel. Biasanya saya sarapan pakai onigiri atau sushi disana
LikeLike
Berapa yen mas?trus itu bukanya jam brp mas kalo pagi ya?
kalo kuliner malam gimana mas?ke dotonborikah?
LikeLike
Sevel dan Lawson buka 24 jam jd klo tiba2 lapar ga repot cari makannya.
Klo kuliner malam bisa ke dotonbori disana ada banyak makanan kaya takoyaki, okonomiyaki, eggtart, etc. Kesananya tinggal naik train dari sebelah hotel persis.
LikeLike
Maap mas nanya lagi yah hehe:D
Kalo di sevel sama lawson itu untuk pilihan makanan cepat saji banyakkah?atau hanya 2 item yang mas angga sebutin td ya?kemarin pas check in nunjukin cc sama ktp khan ya mas?
LikeLike
No worries mba hehe.
Pilihan makanannya ada banyak koq, ada roti2an dan pasta kya di sevel Indo.
Untuk check in harus nunjukin paspor dan cc klo book via website mereka. Tp klo book dari agoda atau booking.com ga perlu tunjukkin cc kecuali untuk deposit hotel
LikeLike
Kemarin si lewat agoda mas trus dikasih seperti voucher hotel by email,mas nyuwun ulasan hotelnya boleh?hehe
Apikkah mas?
LikeLike
Hotelnya secara lokasi strategis sekali karena bersebelahan dengan train station. Kamarnya kecil, standart hotel2 di jepang dan rata2 double bed mereka ukuran queen. Secara bangunan agak tua tp klo untuk tidur saja oke koq hotelnya
LikeLike
Oh i see mas,tpi gk bising ya mas khan deket stasiun gitu yah
LikeLike
Oh ngga koq. Aman dan tenteram hehe
LikeLike
Kemarin gak bawa travel cooker mas buat di hotel?hehe
LikeLike
Nah itu karena bawa anak kecil, sudah kerepotan dengan barang bawaan hehehe
LikeLike
Hehe..btw matur thanks mas Angga pencerahannya
LikeLike
Halo mas Angga
Mas kalo ngedrop koper di hotel consort sebelum check in apa diperbolehkan ya?
LikeLike
Boleh koq mba. Termasuk saat check out tp masih mau jalan2 dulu bisa titip koper di consierge mereka
LikeLike
Syukurlah mas drpd kudu ngendon lagi di locker koin hehe
Matur nuwun ya mas Angga
LikeLike
Mas ini khan boleh ya kalo semisal koper kita dtng duluan sebelum kita dtng?gimana ya komunikasi sama pihak hotelnya mas?aq message di fb lamanya ampyun2 de responnya *hiks
LikeLike